November 2014 lalu, seekor Bayi orang Utan
dilahirkan di Taman Rekreasi Marga Satwa Serulingmas Banjarnegara, Jawa Tengah.
Ia Lahir dari rahim Orang Utan Sumatra bernama Tuti, dengan Pejantan bernama
Parno Orang Utan asal Kalimantan. Bayi tersebut dinamai Noval, oleh Suranto
(35) si perawat primate di kebun binatang tersebut. “Karena Lahir di Bulan
November jadi pas nama Noval” Tutur Suranto.
Suranto memang sudah lama bergelut merawat
primata. Sejak duduk di bangku kelas 2 sekolah menengah pertama, suranto sudah
gemar merawat primata. Kegemaranya tersebut berlangsung sampai sekarang.
Sehingga Ia hafal benar dengan karakteristik primate, tak terkecuali orang
utan. Oleh sebab itu Ia bisa membantu melancarkan persalinan Noval si bayi
orang utan.
Sebelumnya Ia pernah meninggalkan kebun
binatang tersebut dan mengabaikan primate di sana. Namun setahun setelah ia
tinggalkan, dua ekor bayi primate jenis orang uran gagal di besarkan oleh
induknya. “Induknya tak tahu bagaimana merawat anak, dan tidak di berikan susu”
kenang Anto, saat bercerita meninggalkan primate. Mendengar cerita tersebut,
lelaki yang kerap disapa anto ini, tak tega dan kembali lagi mengabdi untuk
merawat primate.
Oleh sebab itu dua kali persalinan terakhir
orang utan yang ada di kebun binatang Serulingmas, Ia yang merawat. Anto berinisiatif untuk membesarkannya di
rumah. Sebab menurut Anto jika di besarkan langsung di kebun binatang, akan
mudah terjangkit penyakit. “Bayi umumnya kan masih rentan” kata Anto. Selain
itu, Ia juga menilai, jika memang belum ada perlengkapan yang mumpuni di kebun
binatang tersebut untuk membesarkan anakan Binatang. Sehingga mau tak mau harus
di bawa pulang.
Ia
pun di dukung oleh keluarganya, mulai Istri, anak dan Ibunya. “mereka dukung
karena ini usaha untuk melestarikan” kata anto.
Kini bayi orang utan tersebut, sudah
berusia 13 Bulan. Anto pun mengembalikannya ke kebun binatang untuk lanjut di besarkan di sana. Ada beberapa
tahapan yang anto jalani dalam merawat anakan orang utan ini. Di Sembilan bulan
pertama Bayi orang utan tersebut di perlakukan selayaknya anak di dalam rumah.
Dari dimandikan hingga di beri penghanat badan.
Di tiga bulan terakhir, anto melakukan
pembiasaan anakan bayi tersebut untuk hidup dikandang kebun binatang. Sehingga
bayi tersebut bisa beradaptasi dengan suhu yang ada di sana. “membiasakan
habitat baru di tahapan terakhirnya” kata anto.
0 komentar:
Posting Komentar