Ingatan

// // Leave a Comment

















Di sorot matamu yang nanar
Aku titipkan doa, juga dosa
Sesaat sebelum semuanya jadi bencana


Peluru bersarang di tengkorakmu
Kita sejenak saling menatap, bisu
Cahaya mengambilmu

Aku bertanya
Kau diam
Matamu tetap nanar
Penuh dendam

Diam
Sepi
Angin sepoi

Cerita itu berlalu tanpa saksi
Kau mati di geger-geger merah tahun itu
Dalam diam

Disisakan untuku kutukan
Juga pasung ketidakwarasan

Kau kawanku
Aku mengambilmu
Dan kau mengutuku.


(Ambarawa :2013 : Catattan dari kepala seorang yang mengalami trauma berat)

0 komentar:

Posting Komentar